Jihad
Terbesar Adalah Melawan Hawa Nafsu
Setelah
selesai peperangan
Badar dengan kemenangan dipihak Islam, maka berjalanlah Rasulullah SAW dengan sahabat menuju ke perkampungan mereka. Dalam perjalanan itulah terjadi dialog antara baginda Rasul dan para sahabatnya.
Kita baru balik dari satu medan peperangan yang kecil menuju ke satu peperangan yang maha besar, kata Rasulullah. Maka keherananlah para sahabat lantas mereka bertanya, Peperangan apa ya Rasulullah? Jawab baginda Mujahadatunnafsi (melawan hawa nafsu)- Riwayat Baihaqi
Badar dengan kemenangan dipihak Islam, maka berjalanlah Rasulullah SAW dengan sahabat menuju ke perkampungan mereka. Dalam perjalanan itulah terjadi dialog antara baginda Rasul dan para sahabatnya.
Kita baru balik dari satu medan peperangan yang kecil menuju ke satu peperangan yang maha besar, kata Rasulullah. Maka keherananlah para sahabat lantas mereka bertanya, Peperangan apa ya Rasulullah? Jawab baginda Mujahadatunnafsi (melawan hawa nafsu)- Riwayat Baihaqi
Peperangan
Badar yang begitu gawat dan dahsyat dengan menelan korban puluhan nyawa manusia
dari 1000 orang yang terlibat dari pihak tentara kafir, dianggap kecil oleh
Rasulullah. Padahal kita merasa takut sekali mendengarkan musuh-musuh yang
memiliki senjata perang yang begitu lengkap. Keganasan musuh menyerang
bertubi-tubi dengan pedang yang ditujukan ke tubuh kita, sangat mengerikan dan
menakutkan. Akan tetapi itu masih dianggap kecil kalau dibandingkan dengan
keganasan nafsu kita terhadap diri kita. Cuma nafsu bukan hendak membunuh
jasad, tetapi hendak membunuh jiwa kita. Dengan kata lain hendak membunuh iman
kita. Hendak menerjunkan kita ke neraka.
Kecekapan
nafsu, persediaanya, kesungguhannya, kejahatannya dan tipuannya berpuluh-puluh
kali lipat lengkapnya dibandingkan dengan peperangan senjata. Lamanya
peperangan bukannya bermusim-musim tetapi setiap detik. Nafsu tidak tidur dan
tidak lena untuk menjadikan manusia senantiasa lalai dan lupa. Jadi benarlah
Rasulullah SAW mengatakan peperangan melawan nafsu itu jauh lebih besar
daripada melawan musuh lahir. Mari kita lihat firman Allah mengenai hal
tersebut :
"Sesungguhnya nafsu (ammarah) itu sangat mengajak pada kejahatan." (Yusuf : 53)
"Sesungguhnya nafsu (ammarah) itu sangat mengajak pada kejahatan." (Yusuf : 53)
Sabda
Rasulullah ;
"Sejahat-jahat musuh engkau yang terletak antara dua lambung engkau." Riwayat Baihaqi
"Sejahat-jahat musuh engkau yang terletak antara dua lambung engkau." Riwayat Baihaqi
Allah
berfirman :
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan rugilah orang yang mengotorkan jiwanya." (As Syams: 9-10)
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan rugilah orang yang mengotorkan jiwanya." (As Syams: 9-10)
Itulah
musuh batin namanya, yakni makhluk Allah yang bersifat rohaniah yang tempatnya
dalam hati manusia. Allah menjadikannya dengan tujuan untuk menguji keimanan
kita. Selain dari nafsu, ada satu lagi musuh orang mukmin yang sifatnya seperti
nafsu, yang kerjanya menunggang nafsu untuk dipacu ke arah yang disukai. Allah
berfirman :
"Sesungguhnya
syaitan itu bagi manusia adalah musuh yang sangat nyata." (Yusuf: 5)
Nafsu
dan syaitan bekerja sama untuk merebut tempat di hati setiap manusia. Bila hati
sudah ditawan, manusia bukan lagi mengikuti kata-kata Allah dan Rasul tapi ikut
kehendak nafsu dan syaitan. Hari ini hampir semua manusia telah dapat ditipu
dan dikuasai oleh nafsu dan syaitan. Termasuk para pejuang Islam yang katanya
mereka lebih cinta pada Islam dan memperjuangkannya.
Untuk
membuktikannya ada beberapa contoh ;
1.
Kebanyakan orang yang nampak gairah dengan Islam, hingga negara pun hendak
diIslamkan, bila kita lihat kehidupan mereka, nampaknya rumah pun belum Islam.
Anak isteri bahkan dirinya sendiri belum sempurna Islamnya. Bahkan hukum-hukum
Islam yang mudah, yang dapat dilaksanakan tanpa memerlukan kuasa memerintah pun
tidak dapat ditegakkan dan musuh pun tidak menghalangi jika kita
melaksanakannya.
Kalau
kita tidak mampu untuk mengerjakannya, mengapa harus menyuruh orang lain? Mana
mungkin musuh Islam menegakkan Islam! Sedangkan orang Islam sendiri tidak mampu
menegakkan Islam. Ada juga hukamak yang berkata; "Tegakkanlah Islam itu
pada dirimu niscaya dia akan tertegak pada negaramu."
2.
Banyak orang yang tidak suka dengan sebagian pejuang Islam atau jemaah Islam di
dunia ini dikarenakan sikap yang gopoh dalam tindakan perjuangan mereka. Mereka
tidak tenang, tidak bijaksana dan tidak berlapang dada bila berhadapan dengan
berbagai ragam manusia dan ujian. Lebih-lebih lagi jika pihak lawan melakukan
kekejaman terhadap mereka.
Apakah
mereka tidak tahu bahwa Islam menganjurkan kita mengatur perjuangan dengan
penuh sistematis, berhikmah dan penuh strategi tanpa tergopoh-gopoh? Bukankah
sudah diberitahu oleh Allah bahwa gopoh itu dari syaitan.
Sabda
Rasulullah SAW : "Bertenang-tenang itu dari Allah dan tergopoh-gopoh itu
dari syaitan." Riwayat Baihaqi
3. Bila
pihak lawan melakukan kekejaman ke atas jemaah Islam, kita akan melihat banyak
pejuang-pejuang Islam yang akan marah-marah, mengutuk, menghina dan menjawab
kekejaman musuh dengan kata-kata yang tidak hikmah. Bukan karena Allah tetapi
karena mempertahankan diri. Barangkali mereka pikir itulah caranya untuk
berhadapan dengan musuh.
Padahal
musuh tidak rugi sedikitpun, malah diri sendiri yang rusak sebab orang-orang
Islam akan dianggap kasar dan pemarah.
Islam
menganjurkan berhikmah, bukannya pemarah, kasar dan sombong. Rasulullah telah
berkata perjuangan atas dasar marah itu bukan jihad fisabilillah. Lihat sejarah
Sayidina Ali. Suatu hari ketika dia sudah dapat mengalahkan musuh,
dilepaskannya kembali karena katanya dia tidak mau membunuh musuh waktu itu
karena takut dibuat atas dasar marah, bukan karena Allah.
4.
Sebagian pejuang-pejuang akhir zaman lebih suka berkorban untuk rumah besar,
barang mewah dan lain-lain daripada berkorban di jalan Allah. Mulut mereka saja
yang menyebut berjuang dan berkorban serta menentang musuh tapi kehidupan
mereka sama saja dengan musuh. Dari segi berkorban mungkin musuh lebih serius
terhadap perjuangan mereka daripada pejuang Islam yang banyak bicara tapi tidak
berbuat. Wang yang Allah rezekikan, dikorbankan pada hal-hal yang tidak perlu.
Kalau berkorban di jalan Allah sekalipun bukan tiap waktu tapi dilakukan
bermusim.
5.
Pejuang Islam hari ini kebanyakan tidak mau terima pendapat orang lain,
sekalipun pendapat atau teguran itu dibuat dengan baik, dengan hujjah ilmiah
dan nas yang sah. Mereka anggap orang lain tidak betul, mereka saja yang betul.
Sebab itulah mudah tersinggung bila ditegur. Sikap seperti itu adalah sifat
sombong, baik disedari atau tidak. Orang sombong pengikut iblis.
Mereka sanggup menolak kebenaran kerana sombongnya itu. Umpama iblis, ia tidak mau tunduk pada Nabi Adam sekalipun itu perintah Allah. Dia sanggup masuk neraka daripada merendah diri.
Mereka sanggup menolak kebenaran kerana sombongnya itu. Umpama iblis, ia tidak mau tunduk pada Nabi Adam sekalipun itu perintah Allah. Dia sanggup masuk neraka daripada merendah diri.
6.
Pejuang-pejuang hari ini suka mengecam perbuatan jemaah lain karena dianggap
hanya memikirkan yang remeh temeh, tidak fikir negara. Sangka mereka kalau
tidak dapat negara, aktivitas Islam dapat ditutup kapan saja. Hingga kini,
jemaah lain sudah berkembang melalui aktivitas yang dikatakannya remeh temeh,
tapi mereka belum membuat persiapan apa-apa.
Demikianlah
contohnya bagaimana pejuang-pejuang Islam yang telah berhasil ditipu oleh
syaitan dan nafsu. Mungkin mereka tidak sadar sebab memang orang yang kena tipu
tidak tahu bahwa dirinya sedang tertipu, kecuali sesudah dia dapati barangnya
hilang. Atau setelah dia mengetahui semua rencana dan tindakannya memberikan
hasil yang mengecewakan.
Para
pejuang Islam mesti menekankan bahwa perjuangan Islam mesti didasarkan atas
iman dan taqwa sebagai kekuatan utama dan terpenting. Lebih baik 100 orang
pejuang yang bertaqwa daripada 1000 orang tetapi tidak bertakwa. Ini adalah
karena orang bertaqwa dibantu oleh Allah, sementara yang tidak bertaqwa akan
terbiar pada nafsu dan syaitan. Oleh karena itu latihan untuk menghadapi nafsu
dan syaitan mesti dibuat dengan sungguh-sungguh dengan melalui kuliah-kuliah
tasawuf, mendidik hati, mendidik iman, melatih ibadah, akhlak, zikrullah dan
sebagainya. Program separti ini memang memakan waktu dan sangat memerlukan
kesungguhan. Namun penghayatannya dapat menumbangkan dua musuh besar manusia,
sekaligus mengangkat manusia ketaraf taqwa yakni dekat dengan Allah SWT yang
merupakan syarat turunnya bantuan Allah. Sebab jika tidak ada taqwa maka nafsu
dan syaitanlah yang akan jadi penasehat dalam perjuagan kita.
Terbuai-buailah kita dalam ayunan tipuan yang tidak
terasa. Kita merasa kitalah pejuang yang ideal, padahal Allah tidak menerima
perjuangan kita, jika sudah begitu maka sia-sialah hidup dan perjuangan kita.
Rugi dunia dan akhirat. ¨
0 Comment to "Jihad Terbesar Adalah Melawan Hawa Nafsu"
Posting Komentar