Fakta Sejarah:
Penemuan Sains Dan Teknologi Islam Yang Disembunyikan Barat
Sejarah adalah peristiwa yang sudah terjadi, namun
baru ditulis kemudian, jauh setelah kejadian sebenarnya berlalu. Sebagai
cerita masa lalu sejarah mudah untuk dimanipulasi, dan disampaikan kepada
generasi berikutnya yang hanya bisa menerima mentah-mentah informasi itu
sebagai kebenaran.
Informasi mengenai penemuan-penemuan sains dan
teknologi yang pernah kita terima kebanyakan berasal dari buku-buku pengetahuan
Barat. Penemu-penemu yang disebut sebagai yang pertama di dunia itu pun
dipuji sebagai orang yang berjasa kepada ilmu pengetahuan dan umat manusia.
Abad pertengahan, masa kegelapan di Barat
Sejak jatuhnya
kekaisaran Romawi tanggal 4 September 476, ketika kaisar terakhir dari
kekaisaran Romawi Barat, Romulus Augustus, diberhentikan oleh Odoacer, seorang
Jerman yang menjadi penguasa Itali setelah Julius Nepos meninggal pada tahun
480, maka dikatakan Eropa telah memasuki Masa-masa Kegelapan (Dark Ages). Masa-masa
Kegelapan ini berlangsung kira-kira dari tahun 476 itu hingga Renaisans,
sekitar tahun 1500-an. Renaisans disebut juga masa kelahiran kembali
Eropa, atau kelahiran kembali budaya Yunani dan Romawi Purba, berupa kemajuan
di bidang seni, pemikiran dan kesusasteraan yang mengeluarkan Eropa dari
kegelapan intelektual abad pertengahan.
Kembalinya budaya Yunani dan Romawi Purba tersebut
direbut dari tangan ilmuwan-ilmuwan Islam setelah mengalami perkembangan yang
luar biasa. Dengan tanpa malu-malu, plagiator-plagiator Eropa itu
mengklaim bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu adalah hasil usaha
mereka.
Fakta-fakta sejarah sebenarnya
Sekarang, saya mencoba mengutipkan untuk anda, fakta
sebenarnya yang terjadi, bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu
sebagian besar berasal dari masa kejayaan Kekhalifahan Islam, oleh para sarjana
Muslim. Semoga pengetahuan ini dapat disampaikan kepada anak-cucu kita dan
menjadi penyadar bahwa kita sebenarnya mempunyai potensi yang sangat besar
untuk menguasai kembali sains dan teknologi, dan tidak hanya menjadi pemakai
atau korban teknologi.
Sejak 5.000 tahun SM
Masa perkembangan kebudayaan Mesir
Purba. Menghasilkan limas-limas (piramida) yang hebat, sistem pengairan
yang baik dan sistem bintang yang cukup bagus. Namun ilmu bintang
(astronomi) masih tercampur-aduk dengan ilmu perbintangan (astrologi). Ahli-ahli
pengetahuan adalah pendeta-pendeta yang tidak mengenal batas antara logika,
takhayul, dan kepercayaan, yaitu pemuja tritunggal Apis-Isis-Osiris.
Sejak 4.000 tahun SM
Masa perkembangan kebudayaan India Purba. India
dengan kecenderungan samadinya lebih terkungkung dalam metafisika, monisme
(menunggalnya manusia dengan dewata), dan pantheisme (hadirnya dewata di dalam
segala yang ada). Mewariskan pengetahuan Astadhyayi, tata bahasa Sanskrit
oleh Panini (kurang lebih 400 tahun SM) adalah pembahasan ilmiah ilmu bahasa
yang mendahului pembahasan oleh Aristoteles (384-322 SM) dan bernilai jauh
lebih tinggi.
Sejak lebih dari 2.000 tahun SM
Merupakan masa
perkembangan kebudayaan Tiongkok Purba. Dengan pengetahuan bercorak kudus
(sacral, scared). Mereka berpikir bahwa segala pemberian berasal dari
Thian dan bukan obyektif-empirik, hasil ikhtiar manusia secara
sistematik. Cara berpikir manusia Tiongkok Purba pada umumnya masih
berdasarkan firasat dan renungan, belum kritik-analitik.
Sejak lebih dari 1.000
tahun SM
Berkembangnya kebudayaan Parsi Purba. Penemuan
jentera (roda gigi/gir) dalam pembuatan tembikar, dan kini mulai dari jam
tangan yang terkecil hingga roket angkasa yang terbesar menggunakan jentera di
dalam mesinnya.
Sejak 500 tahun SM
Dimulainya kebudayaan Yunani-Romawi. Dengan
filsafat anthroposentrik (manusia berada pada pusat segala aktivitas) mereka di
dalam banyak hal berlawanan dengan kecenderungan-kecenderungan niskala Mesir
Purba, India Purba, Tiongkok Purba, dan Parsi Purba serta bersikap akliah (rational). Kecendrungan
berpikir seolah-olah manusia berdiri di luar alam dan melihat alam sebagai
suatu yang terpotong-potong, maka lahirlah pengertian jagat besar (makrokosmos)
dan jagat kecil (mikrokosmos). Tidak ada batas antara filsafat dan
pengetahuan.
48 SM – 371
Penyerbuan Julius Caesar, kaisar Romawi, pada tanggal
48 SM menghancurkan karya-karya asli ilmu filsafat dan pengetahuan Yunani di
perpustakaan-perpustakaan Iskandariah. Kemudian pada 272 M Kaisar Romawi
berikutnya, Lucius Domithius Aurelianus, dan Kaisar Theodosius Magnus pada 371
M melakukan hal yang sama.
476
Awal Eropa memasuki masa kegelapan (Dark Ages), yaitu
sejak jatuhnya kekaisaran Romawi terakhir tanggal 4 September 476 di mana
kaisar Romawi Barat, Romulus Augustus, diberhentikan oleh Odoacer.
571
Kelahiran Nabi Muhammad
Saw pada tanggal 12 Rabiul Awal pada Tahun Gajah (bertepatan dengan 20 April
571). Disebut Tahun Gajah disebabkan pada tahun itu Raja Abrahah dari
Yaman dengan 60 ribu pasukan bergajahnya ingin menghancurkan Kabah (Baitullah)
di Makkah, namun digagalkan Allah Swt dengan serangan burung ababil yang
melempari pasukan itu dengan batu berapi (QS.Al-Fiil). Muhammad Saw
adalah Rasul terakhir utusan Allah Swt yang membawa risalah kenabian untuk
seluruh umat manusia dan alam semesta.
610
Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama, yakni
Alquran surah Al-alaq ayat 1-5 yang diawali dengan kalimat “iqro” yang artinya
bacalah. Kalimat ini menjadi awal ditemukannya metoda ilmiah, yakni metode
empirik-induktif dan percobaan yang menjadi kunci pembuka rahasia-rahasia alam
semesta yang menjadi perintis modernisasi Eropa dan Amerika.
Guna penyebaran agama, dikembangkanlah gerakan yang
bertujuan membuat “melek” huruf yang belum pernah ada bandingannya pada masa
itu. Kepandaian baca tulis tidak lagi menjadi monopoli kaum
cendikiawan. Ini adalah langkah pertama gerakan ilmu secara besar-besaran.
Konsep tentang karantina pertama kali diperkenalkan
dalam abad ke-7 oleh Nabi Muhammad Saw, yang dengan bijaksana memperingatkan
supaya hati-hati ketika memasuki atau meninggalkan suatu daerah yang terkena
wabah penyakit. Sejak abad ke-10, dokter-dokter Islam berinovasi dengan
mengisolasi individu-individu penderita penyakit dan mengasingkannya ke arah
utara. Sedangkan konsep karantina yang dikembangkan di Venice, Italia pada
tahun 1403 bukanlah yang pertama di dunia.
660 – 750
Kekuasaan Daulah Umayyah menguasai Damsyik (Spanyol)
tahun 629 M, Syam dan Irak tahun 637 M, Mesir sampai Maroko tahun 645 M, Persia
tahun 646 M, Samarkand tahun 680 M, seluruh Andalusia tahun 719 M, dan akhirnya
tertahan di Poiteier pada tahun 732 M dalam usahanya memperluas pengaruh ke
Prancis.
700-an (Kompas,
navigasi, ensiklopedi geografi, kalender, peta dunia)
Ahli ilmu geografi Islam dan navigator-navigatornya
mempelajari jarum magnet – mungkin dari orang Cina, namun para navigator itulah
yang pertama kali menggunakan jarum magnet di dalam pelayaran. Mereka
menemukan kompas dan menguasai penggunaannya di dalam pelayaran menuju ke
Barat. Navigator-navigator Eropa bergantung pada juru-juru mudi Muslim
dan peralatannya ketika menjelajahi wilayah-wilayah yang tak dikenal.
Gustav Le Bon mengakui bahwa jarum magnet dan kompas betul-betul
ditemukan oleh Muslim dan orang Cina hanya berperan kecil. Alexander
Neckam, seorang Inggris, seperti juga orang Cina, mungkin belajar tentang
kompas dari pedagang-pedagang Muslim, namun dikatakan bahwa dialah orang
pertama yang menggunakan kompas dalam pelayaran. Dan orang Cina
memperbaiki keahlian mereka yang berhubungan pelayaran setelah mereka mulai
berinteraksi dengan Muslim selama abad ke-8.
Diceritakan bahwa ilmu geografi dihidupkan kembali
abad ke-15, ke-16 dan ke-17 ketika pekerjaan Ptolemius di masa lampau
ditemukan. Penjelajah dengan ekspedisi-ekspedisi Portugis dan Spanyol
juga mendukung hal ini. Risalah pertama berbasis ilmiah tentang geografi
dihasilkan selama periode ini oleh sarjana-sarjana Eropa.
Namun apakah fakta sesungguhnya? Ahli geografi
Islam menghasilkan buku-buku yang tak terhitung tentang Afrika, Asia, India,
Cina dan orang-orang Indian selama abad ke-8 hingga abad ke-15.
Tulisan-tulisan itu mencakup ensiklopedi geografi pertama di dunia,
almanak-almanak dan peta jalan. Karya-karya agung abad ke-14 oleh Ibnu
Battutah menyediakan suatu pandangan yang terperinci mengenai geografi dunia di
masa lampau. Ahli geografi Muslim dari abad ke-10 sampai abad ke-15 telah
melampaui hasil dari orang-orang Eropa tentang geografi daerah-daerah ini
dengan baik ketika memasuki abad ke-18. Para penjelajah Eropa menyebabkan
kehancuran pada lembaga pendidikan, sarjana-sarjana dan buku-buku mereka.
Mereka tidak memberikan makna apa pun pada perkembangan ilmu geografi
untuk dunia Barat.
735
Khalifah Abu Ja’far Abdullah Al-Manshur mempekerjakan
para penerjemah yang menerjemahkan buku-buku kedokteran, ilmu pasti, dan
filsafat dari bahasa Yunani, Parsi dan Sanskrit, di antaranya terdapat
Bakhtaisyu Kabir alias Bakhtaisyu ibnu Jurijs ibnu Bakhtaisyu, Al-Fadzj ibnu
Naubakht dan anaknya Abu Sahl Tiamdz ibnu Al-Fadzl ibnu Naubakht, serta
Abdullah ibnu Al-Muqaffa.
740-an
Berbagai bentuk jam mekanik dihasilkan oleh
insinyur-insinyur Muslim Spanyol, ada yang besar dan kecil, dan pengetahuan ini
kemudian sampai ke Eropa melalui terjemahan buku-buku mekanika Islam ke bahasa
Latin. Jam-jam ini menggunakan sistem picu beban. Gambar desain
dari beberapa bagian gir dan sistem kerjanya juga ada. Jam seperti itu
dilengkapi dengan buangan air raksa, jenis yang kemudian secara langsung
dijiplak oleh orang-orang Eropa selama abad ke-15. Sebagai tambahan, selama
abad ke-9, Ibn Firnas dari Spanyol Islam, menurut Will Durant, menemukan sebuah
alat yang mirip arloji sebagai penanda waktu yang akurat. Ilmuwan-ilmuwan
Muslim juga membangun bermacam jam-jam astronomi yang sangat akurat untuk
digunakan dalam observatorium-observatorium mereka.
Tetapi dikatakan kepada kita bahwa sampai abad ke-14,
satu-satunya jenis jam yang ada adalah jam air. Di tahun 1335, sebuah jam
mekanis yang besar dibangun di Milan, Italia. Dikatakan bahwa jam ini
adalah jam berpicu beban pertama di dunia.
750 – 1258
Kekuasaan Daulah Abbasiah di Baghdad (Irak)
765
Fakultas kedokteran pertama didirikan oleh Jurjis ibnu
Naubakht.
800
Ibn Firnas, seorang penemu Muslim Spanyol, tercatat
sebagai orang yang pertama membangun dan menguji sebuah pesawat terbang pada
tahun 800-an. Roger Bacon belajar tentang pesawat terbang dari
referensi-referensi ilmuwan Muslim mengenai pesawat terbangnya Ibnu Firnas.
Belakangan yang dikenal adalah penemuan oleh Bacon, ditanggali sekitar
500 tahun kemudian dan Da Vinci sekitar 700 tahun kemudian.
Para ahli matematika Islam yang menemukan aljabar
memperkenalkan konsep tentang menggunakan huruf-huruf sebagai variabel-variabel
yang tak dikenal dalam persamaan-persamaan sejak abad ke-9. Melalui
sistem ini, mereka memecahkan berbagai persamaan-persamaan yang kompleks,
termasuk kuadrat dan persamaan pangkat tiga. Mereka menggunakan
simbol-simbol untuk mengembangkan dan menyempurnakan teorema
binomial. Jadi Francois Vieta, seorang ahli matematika Prancis, bukanlah
yang pertama menggunakan lambang-lambang aljabar pada tahun 1591. Dia
menulis persamaan-persamaan aljabar dengan huruf-huruf seperti x dan y, dan
mengatakan bahwa penemuannya ini mempunyai dampak serupa dengan kemajuan dari
penggunaan angka Romawi ke angka Arab.
Dikatakan bahwa selama abad ke-17 Rene Descartes telah
menemukan bahwa aljabar bisa digunakan untuk memecahkan persoalan
geometris. Tetapi jauh sebelumnya, yakni sejak abad ke-9, para ahli
matematika di masa kekhalifahan Islam sudah melakukan hal yang sama. Pertama
adalah Thabit bin Qurrah, kemudian diikuti oleh Abu Al-Wafa pada abad ke-10
dengan membukukan kegunaan Aljabar untuk mengembangkan geometri menjadi eksak
dan menyederhanakan sains.
Diinformasikan juga kepada kita bahwa tadinya tidak
ada perbaikan sejak dibuatnya ilmu bintang selama Abad Pertengahan mengenai
gerakan planet-planet sampai abad ke-13. Lalu seorang bijaksana dari
Kastil (Spanyol Tengah) bernama Alphonso menemukan Tabel Alphonsine, yang lebih
akurat dibanding tabel milik Ptolemius.
Fakta sebenarnya adalah ahli ilmu falak (ilmu bintang)
Islam membuat banyak perbaikan-perbaikan atas penemuan Ptolemius sejak abad
ke-9. Mereka adalah ahli ilmu falak pertama yang memperdebatkan
gagasan-gagasan kuno Ptolemius. Di dalam kritik mereka atas orang-orang
Yunani, mereka manyatukan bukti bahwa matahari adalah pusat dari sistem
matahari dan bahwa garis orbit bumi dan planet-planet lainnya boleh jadi
berbentuk lonjong (elips). Mereka menghasilkan ratusan tabel-tabel
astronomikal dengan keakuratan tinggi dan gambar-gambar bintang. Banyak
dari kalkulasi mereka sangat akurat sehingga mereka dihormati pada masa itu.
Tabel milik Alphonso (Alphonsine Tables) hanyalah sekedar salinan dari pekerjaan
ilmu bintang yang dipancarkan ke Eropa melalui Islam di Spanyol.
Disebutkan pula bahwa seorang sarjana Inggris bernama
Roger Bacon pada tahun 1268 untuk pertama kali membuat lensa kaca untuk
meningkatkan penglihatan. Pada waktu yang hampir bersamaan, kacamata bisa
didapat dan telah digunakan di Cina dan Eropa. Tentu saja kacamata sudah
muncul sebelum kacamata Roger Bacon selesai pembuatannya, karena Ibnu Firnas
dari Spanyol Islam sudah menemukan kacamata pada abad ke-9, dan diproduksi
serta dijual di wilayah Spanyol selama lebih dari dua abad. Setiap
sebutan kacamata oleh Roger Bacon, maka itu hanyalah sebuah pengaliran kembali
pekerjaan Al-Haytham, orang yang memiliki hasil riset yang dijadikan referensi
oleh Bacon.
Sarjana-sarjana Islam dari abad ke-9 sampai ke-14
mempelajari dan menemukan ilmu etnografi. Sejumlah ahli geografi Muslim
menggolongkan ras-ras, mencatat secara terperinci penjelasan
kebiasaan-kebiasaan budaya unik mereka dan penampilan fisiknya. Para ahli
Muslim itu menulis ribuan halaman mengenai topik ini. Pekerjaan seorang
Jerman bernama Johann F. Blumenbach (1752-1840) yang mengaku sebagai yang
pertama menggolong-golongkan ras ke dalam 5 golongan besar (kulit putih,
kuning, coklat, merah dan hitam), tidak sebanding dengan pekerjaan-pekerjaan
ahli geografi Muslim itu.
813
Pada masa kekuasaan Khalifah Al-Maimun ibnu Harun
Al-Rasyid didirikan Daru Al-Hikmah atau Akademi Ilmu Pengetahuan pertama di
dunia, yang terdiri dari perpustakaan, pusat pemerintahan, observatorium
bintang, dan universitas (Daru Al-Ulum.
850
Ahli kimia Islam
menghasilkan kerosin (minyak tanah murni) melalui penyulingan produk minyak dan
gas bumi (Encyclopaedia Britannica, Petroleum) lebih dari 1.000 tahun sebelum
Abraham Gesner, orang Inggris, mengaku sebagai yang pertama menghasilkan
kerosin dari penyaringan aspal.
866
Kertas tertua yang
menjadi contoh untuk dicetak di dunia Barat adalah sebuah naskah Arab
berjudul Gharib Al-Hadistoleh Abu ‘Ubyad Al-Qasim ibnu Sallam bertanggal
Dzulqaidah 252 atau 13 Nopember – 12 Desember 866, yang masih tersimpan di
Perpustakaan Universitas Leiden.
900-an
Pabrik kertas muncul di Mesir, kemudian di Maroko
tahun 1100 M, dan di Spanyol tahun 1150 M yang sudah berhasil membuat kertas
putih dan berwarna.
Bandul ditemukan oleh Ibnu Yunus al-Masri selama abad
ke-10, orang yang pertama mempelajari dan mendokumentasikan gerakan
bergetarnya. Hasil perhitungannya digunakan dalam jam-jam yang
diperkenalkan oleh ahli ilmu Fisika Muslim selama abad ke-15. Baru pada
abad ke-17 Galileo yang masih remaja telah menciptakan bandul.
Diceritakan bahwa dia melihat cahaya api pada lampunya berayun-ayun
tertiup angin, lalu dia pulang ke rumah dan menemukan bandul dengan inspirasi
itu.
Dikatakan bahwa trigonometri dikembangkan oleh bangsa
Yunani, padahal di masa itu Trigonometri hanya tinggal teori. Teori itu
kemudian dikembangkan dan mencapai tingkat kesempurnaan yang modern di tangan
sarjana-sarjana Muslim, dan penghargaan untuk itu secara khusus pantas
diberikan kepada al-Battani. Dialah yang menguraikan kata-kata fungsi
dasar dari ilmu pengetahuan ini, seperti sinus, kosinus, tangen, dan kotangen.
Istilah sebelumnya berasal dari terminologi Arab, Jaib untuk sinus yang
berarti garis bengkok, istiwa’ untuk kotangen yang berarti bayangan lurus dari
gnomon, dan tangen adalah bayang-bayang melintangnya. Selain menetapkan
dengan akurat tabel perhitungan trigonometri dari 0 hingga 90 derajat, dia juga
berhasil dengan tepat menghitung satu tahun matahari atau masehi, yaitu 365
hari 5 jam 46 menit dan 24 detik.
Sebelumnya diketahui bahwa persamaan pangkat tiga yang
sulit dan masih belum terpecahkan hingga abad ke-16 ketika Niccolo Tartaglia,
seorang ahli matematika Italia berhasil memecahkannya. Kenyataannya
persamaan pangkat tiga seperti itu dan juga banyak persamaan-persamaan dengan
tingkat kesulitan yang lebih tinggi sudah dapat dipecahkan dengan mudah oleh
para ahli matematika Muslim sejak abad ke-10.
Selama abad ke-10 atau lebih awal, ratusan ahli
matematika Muslim menggunakan dan menyempurnakan teorema binomial. Mereka
memulai penggunaannya untuk solusi yang sistematis atas persoalan
aljabar. Namun dikatakan bahwa Isaac Newtonlah yang mengembangkan teorema
binomial pada abad yang ke-17.
Demikian juga dikatakan bahwa Robert Boyle, dalam abad
ke-17, yang pertama mengembangkan ilmu kimia, padahal beberapa ahli kimia
Muslim, termasuk Ar-Razi, Al-Jabr, Al-Biruni dan Al-Kindi, melaksanakan
eksperimen-eksperimen ilmiah dalam ilmu kimia sekitar 700 tahun sebelum Boyle
melakukannya. Durant menulis bahwa orang Islam memperkenalkan metode
percobaan pada ilmu pengetahuan ini. Humboldt meyakini bahwa orang Islam
sebagai penemu ilmu Kimia.
Paul Ehrlich (abad ke-19) disebut sebagai pencipta
obat-obatan kemoterapi, yakni pemakaian obat-obatan yang khusus untuk membunuh
mikroba, padahal dokter-dokter Islam telah menggunakan berbagai macam unsur
pokok yang spesifik untuk menghancurkan mikroba. Mereka menggunakan
belerang (Sulfur) sebagai bahan utama khusus untuk membunuh kuman
kudis. Ar-Razi (pada abad ke-10) menggunakan campuran air raksa sebagai
antiseptik yang penting.
Banyak ahli kimia Muslim telah menghasilkan alkohol
sebagai obat-obatan terapeutik melalui penyulingan sejak abad ke-10 dan
melakukan pabriksasi alat-alat penyulingan yang pertama untuk digunakan dalam
proses kimiawi. Mereka menggunakan alkohol sebagai bahan pelarut dan
antiseptik, jauh sebelum Arnau de Villanova, seorang Spanyol pada tahun 1300,
yang mengaku telah membuat alkohol yang pertama di dunia.
Diberitakan bahwa anestesia modern ditemukan pada abad
ke-19 oleh Humphrey Davy dan Horace Wells. Sebenarnya anesthesia modern
ditemukan, dikuasai dan disempurnakan oleh ahli anestesia Muslim 900 tahun
sebelum kedatangan Davy dan Wells. Mereka menggunakan cara oral seperti
juga anestesia yang dihirup.
Sejak abad ke-10 dokter-dokter Islam dan ahli bedahnya
sudah menggunakan alkohol sebagai pencegah infeksi ketika membersihkan
luka-luka, jadi pencegahan infeksi yang dilakukan oleh ahli bedah dari Inggris,
Joseph Lister pada tahun 1865 bukanlah yang pertama. Ahli bedah di Spanyol
yang Islam menggunakan metoda-metoda khusus untuk memelihara antisepsis sebelum
dan selama perawatan. Mereka juga memulai tindakan-tindakan khusus untuk
memelihara kesehatan selama periode pasca operasi. Tingkat sukses mereka
sangat tinggi, sehingga penjabat-penjabat tinggi di seluruh Eropa datang ke
Cordova, Spanyol, untuk meminta pelayanan kesehatan yang dapat diperbandingkan
dengan “Mayo Clinic” di Abad Pertengahan.
Menurut apa yang kita ketahui, William Harvey
menemukan sirkulasi darah pada awal abad ke-17. Dia yang pertama dengan
benar menguraikan fungsi jantung, pembuluh nadi dan vena. Galen dari Roma
telah memperkenalkan ide yang salah mengenai sistem peredaran darah, dan Harvey
yang pertama menetapkan bahwa darah dipompa ke seluruh tubuh via oleh kerja
jantung dan klep-klep pembuluh darah. Oleh karena itu, dia dihormati
sebagai pendiri ilmu tubuh manusia (physiology).
Tetapi 7 abad sebelumnya, yakni pada abad ke-10,
Ar-Razi menulis sebuah risalah yang mendalam mengenai sistem pembuluh darah,
dan dengan teliti digambarkannya fungsi pembuluh darah dan klep-klepnya.
Ibnu An-Nafs dan Ibnu Al-Quff (pada abad ke-13) mendokumentasikan secara
penuh tentang sirkulasi darah dan dengan tepat menggambarkan ilmu urai tubuh
dari jantung dan fungsi klep-klepnya 300 tahun sebelum Harvey. William
Harvey adalah seorang lulusan Universitas Padua yang terkenal di Itali, yang
pada waktu itu mayoritas kurikulumnya didasarkan pada teks buku Ibnu Sina dan
Ar-Razi.
960
Gerbert d’Aurillac, seorang Perancis, menerjemahkan
buku-buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin, dan dengan ini, era penerjemahan
buku-buku ilmiah Islam dimulai. Gerbert kemudian menjadi Paus Sylvester
II, meskipun begitu dia masih disebut tukan sihir karena kepercayaannya
terhadap sains yang sangat ditentang oleh gereja pada masa itu.
1000-an
Kaca dan cermin digunakan di Spanyol
Islam. Orang-orang Venesia belajar tentang seni membuat peralatan berbahan
gelas yang bagus dari seniman-seniman pembuat kaca dari Syria selama abad ke-9
dan ke-10. Namun yang diketahui umum cermin dan kaca diproduksi pertama
kali tahun 1291 di Venesia.
Dikatakan pula bahwa pada abad ke-17 Isaac Newton
mengadakan penyelidikan tentang prisma, lensa-lensa dan cahaya. Padahal
dalam abad ke-11 Al-Haytham telah menetapkan hampir segala sesuatu yang
dikemukakan oleh Isacc Newton mengenai ilmu optik itu, jauh berabad-abad
sebelumnya, dan Al-Haytham dihormati oleh banyak penguasa pada masa itu sebagai
“penemu optik.” Demikian juga mengenai penyelidikan tujuh variasi warna
yang dibiaskan oleh prisma, selain telah lebih dulu dipelajari oleh Al-Haytham,
pada abad ke-14 Kamal Ad-Din juga melakukannya.
Ada dugaan kalau Newton sedikit dipengaruhi oleh
Al-Haytham. Al-Haytham adalah ilmuwan fisika yang paling banyak dijadikan
referensi di Abad Pertengahan. Pekerjaan-pekerjaannya digunakan dan
dikutip oleh sebagian besar sarjana-sarjana Eropa selama abad ke-16 dan 17,
tidak sebanding dengan Newton dan Galileo seandainya digabungkan.
Dalam abad ke-16 dikatakan bahwa Leonardo Da Vinci
menjadi pendiri ilmu geologi ketika ia mencatat fosil-fosil yang ditemukan di
pegunungan yang diindikasi sebagai asal-muasal cairan bumi. Tetapi
kenyataanya pada abad ke-11, Al-Biruni membuat dengan tepat perngamatan ini dan
menambahkannya ke dalam ilmu geologi, termasuk sebuah buku yang sangat besar,
ratusan tahun sebelum Da Vinci dilahirkan. Ibnu Sina mencatat hal ini
dengan baik. Jadi sangat mungkin kalau Da Vinci pertama kali belajar
konsep ini dari terjemahan buku-buku Islam ke dalam bahasa Latin. Da
Vinci tidak menambahkan pengetahuan apa pun yang asli dari dirinya.
1030
Jauh sebelum Paracelsus (abad ke-16) dikatakan
menemukan candu yang disuling untuk anesthesia, dokter-dokter Islam sudah
memperkenalkan nilai anestetik dari candu asli selama Abad Pertengahan.
Candu mula-mula digunakan sebagai bagian dari anestetik oleh orang
Yunani. Paracelus adalah seorang murid yang memperlajari
pekerjaan-pekerjaan Ibnu Sina, dan dari situlah hampir dipastikan dia memperoleh
ide ini.
1050
Konsep keterbatasan materi alam pertama kali ditekuni
oleh Al-Biruni, seorang sarjana besar Islam dari Persia dalam tahun
1050. Konsep mengenai wujud materi alam yang bisa berubah namun massanya
tetap, seperti air yang jika dipanaskan akan berubah menjadi uap, namun massa
total tetap sama. Tapi dikatakan bahwa penemunya adalah Antione Lavoiser
pada abad ke-18, padahal Lavoiser adalah seorang murid dari para ahli ilmu
kimia dan fisika Muslim pada masanya dan sering mengambil referensi dari buku-buku
mereka.
Disebutkan bahwa Nicolas Desmarest pada tahun 1756
adalah orang pertama yang mempelajari tentang pembentukan geologi
lembah-lembah, dengan teorinya bahwa lembah-lembah itu dibentuk dalam suatu
periode yang lama oleh waktu dan aliran udara. Padahal Ibnu Sina dan
Al-Biruni membuat dengan tepat penemuan itu dalam abad ke-11, 700 tahun sebelum
Desmarest melakukannya.
Al-Biruni adalah orang yang melakukan eksperimen besar
pertama di dunia. Dia menulis lebih dari 200 buku, dan banyak ilmuwan
yang mendiskusikan eksperimen-eksperimennya. Hasil karyanya berupa
sejumlah literatur ilmiah berbagai bidang ilmu pengetahuan dalam 13.000
halaman, jauh melebihi apa yang ditulis oleh Galileo digabungkan dengan
Newton. Jadi tidak benar bahwa Galileo adalah orang pertama yang melakukan
eksperimen besar di dunia pada abad ke-17.
1121
Al-Khazini, ilmuwan
Muslim kelahiran Bizantium atau Yunani tahun 1115 dan wafat 1130 adalah saintis
yang serba bisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika
serta filsafat. Dia telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi
perkembangan sains modern, salah satunya adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance
of Wisdom. Buku yang ditulisnya dalam tahun 1121 itu mengungkapkan
bagian penting fisika Islam. Dalam buku itu, Al-Khazini menjelaskan sacara
detail pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan
hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau ilmu
keseimbangan, hidrostatika dan pusat gravitasi. Al-Khazini dan ilmuwan
Muslim lainnya merupakan yang pertama menjeneralisasi teori pusat gravitasi dan
mereka adalah yang pertama kali menerapkannya ke dalam benda tiga
dimensi. Para ilmuwan Muslim, salah satunya al-Khazini telah melahirkan
ilmu gravitasi yang kemudian berkembang di Eropa.
Jelas di sini Isaac
Newton sangat terlambat mengemukakan teori Gravitasi di dalam bukunya Philosophia
Naturalis Principia Mathematica yang dipublikasikan tahun 1687, 500 tahun
lebih setelah buku Al-Khazini membahas hal yang sama. Jadi bagaimana
dengan cerita apel yang jatuh itu?
1130
Gerard da Cremona,
orang Italia yang tinggal di Spanyol, menerjemahkan 92 buku ilmiah Islam ke
dalam bahasa Latin. Buku terjemahannya itu antara lain Al-Asrar (rahasia-rahasia)
karya Abu Bakr Muhammad ibnu Zakaria Ar-Razi (bhs.Ltn.Razes, Rases, atau
Rhazes), sebuah karya dokter Abu Az-Zahrawi tentang metoda pembedahan, buku
karya Abu Muhammad Dhiyauddin Al-Baithar (bhs.Ltn.Alpetagrius) mengenai
tumbuh-tumbuhan.
Giovanni Morgagni
(1682-1771), orang Itali yang dihormati sebagai bapak pathology (ilmu
penyakit) karena dikatakan sebagai orang pertama yang dengan benar menguraikan
sifat alami penyakit. Namun jauh sebelum Giovanni melakukannya, para ahli
bedah Islam adalah ahli patologi pertama sesungguhnya. Mereka menyadari
secara penuh sifat alami penyakit dan menggambarkan berbagai macam penyakit
dengan detil modern. Ibnu Zuhr dengan benar menggambarkan sifat alami
radang selaput dada (pleurisy), tuberkulosis (TBC) dan radang kantung jantung (pericardistis).
Az-Zahrawi dengan teliti mendokumentasikan ilmu penyakit dari hydrocephalus (air
di otak) dan penyakit-penyakit sejak lahir lainnya. Ibnu Al-Quff dan Ibnu
An-Nafs memberi uraian-uraian sempurna tentang penyakit-penyakit peredaran
darah. Ahli-ahli bedah Islam lainnya memberi uraian-uraian akurat pertama
tentang penyakit berbahaya tertentu, termasuk kanker perut, usus dan
kerongkongan. Para ahli bedah Islam ini adalah pemula dari pathology (ilmu
penyakit), bukan Giovanni Morgagni.
1140-an
Para ahli matematik Islam memperkenalkan bilangan
negatif untuk digunakan dalam berbagai fungsi aritmetika sedikitnya 400 tahun
sebelum Geronimo Cardano mengakui telah memperkenalkannya dalam tahun 1545,
dengan mengatakan bahwa angka-angka bisa kurang dari nol.
1160
Mata air-mata air Nil yang mengalir melalui
danau-danau besar di Khatulistiwa telah ditetapkan dengan seksama oleh
Al-Idrisi, sedangkan orang-orang Eropa baru menemukannya pada paruh kedua abad
ke-19.
1200-an
Informasinya pada tahun 1614, John Napier menemukan
logaritma dan tabel logaritmik, namun sejak abad ke-13 para ahli matematika
Islam sudah menemukannya dan tabel logaritmik seperti itu sudah umum di dalam
dunia pengetahuan Islam pada masa itu.
1205
Amir Ya’qub dalam pertempuran Mahdiyya telah
menggunakan artileri sebagai senjata terakhir. Pada tahun 1273, Sultan Abu
Yusuf pada pertempuran Sijilmasa di Maroko Selatan mempergunakan
meriam-meriam. Pada tahun 1342, dua orang Inggris, Lord Derby dan Lord Salisbury,
hadir pada pertempuran Algericas yang dipertahankan dengan cara yang sama oleh
orang-orang Arab. Ketika kedua orang Inggris itu menyaksikan daya efek
mesiu, maka mereka membawa penemuan ini ke negeri mereka.
1240 – 1250
Seorang frater Katolik Roma anggota Ordo Fransiskan
dari Inggris bernama Roger Bacon datang untuk mempelajari bahasa Arab ke Paris
dan Toledo karena ada orang-orang Perancis yang pandai berbahasa Arab di
sana. Selain itu di sana terdapat banyak terjemahan buku ilmiah Islam ke
dalam bahasa Latin dan naskah-naskah asli berbahasa Arab.
Dikatakan bahwa perawatan pertama dengan anesthesia
(pembiusan) dilakukan oleh C.W. Long, seorang Amerika pada tahun 1845, padahal
600 tahun sebelum Long melakukannya, seorang Muslim Spanyol, Az-Zahrawi dan
Ibnu Zuhr, di antara para ahli bedah Muslim lainnya, sudah melaksanakan ratusan
perawatan-perawatan melalui cara pembiusan dengan penggunaan narkotika yang
direndam pada spon, yang ditempatkan dengan cara menutup wajah.
1250 – 1257
Roger Bacon pulang ke
Inggris dan melanjutkan pelajaran Bahasa Arabnya di Universitas Oxford dengan
membawa sejumlah besar buku-buku ilmiah Islam dari Paris. Di
antaranya Al-Manazhier karya Ali Al-Hasan ibnu Haitsam diterjemahkan
Bacon ke dalam bahasa Latin, bahasa ilmiah Eropa pada masa itu.
Terdapat penjelasan-penjelasan mengenai mesiu dan
mikroskop pada naskah itu, namun secara tidak jujur dia telah mencantumkan
namanya sendiri pada terjemahan-terjemahan itu dan dengan demikian dia telah
melakukan plagiat terang-terangan.
Sangat berbeda dengan penerjemah-penerjemah Muslim
yang menerjemahkan karya-karya Pythagoras, Plato, Aristoteles, Aristarchos,
Euclides dan Claudius Ptolemaios, dan lain-lain dengan tetap menyebutkan nama
pengarang-pengarang aslinya.
1300-an
Dimulai abad Renaisans
(B.Perancis Renaissance) atau kelahiran kembali, di mana ditemukan kembali
cerahnya peradaban Yunani dan Romawi (yang dianggap sebagai “klasik”) ketika
keduanya mengalami masa keemasan. Renaisans berlangsung antara abad ke-14
hingga abad ke-17 di Eropa. Tampak di sini, bahwa kebangkitan Eropa yang
diawali dengan Renaisans erat hubungannya dengan kembalinya penerjemahan
buku-buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin, antara lain Gerbert d’Aurillac,
orang Perancis yang menjadi Paus Sylvester II (tahun 960), Gerard da Cremona,
orang Itali (tahun 1130), Seorang frater Katolik Roma, Roger Bacon dari Inggris
(tahun 1250).
Dikatakan bahwa tahun 1454, Johan Gutenberg (1398 –
1468) menemukan mesin cetak paling canggih di abad pertengahan. Faktanya,
alat cetak berbahan kuningan yang dapat dipindahkan telah digunakan di Spanyol
Islam 100 tahun sebelumnya, ketika Gutenberg belum lahir.
1400-an
Dikatakan bahwa sistem desimal di dalam matematika
pertama kali dikembangkan oleh seorang Belanda, Simon Stevin, tahun 1589.
Sistem desimal membantu ilmuwan matematika karena menggantikan bilangan
pecahan yang sulit, sebagai contohnya 1/2, dengan menggunakan desimal menjadi
0,5.
Padahal para ahli matematika Islam adalah yang pertama
menggunakan sistem desimal sebagai ganti bilangan pecahan secara besar-besaran.
Buku Al-Kashi, berjudul “Kunci kepada Aritmatika”, yang ditulis pada awal
abad ke-15 dan menjadi stimulus untuk aplikasi sistematis sistem desimal untuk
seluruh bilangan dan pecahan-pecahannya.
1600-an
Francis Bacon – seorang
Bacon yang lain, menyebarluaskan teori induksi dan percobaan-percobaan ilmiah
(eksperimen) atau empirisme ilmiah di dalam karya-karyanya The Advencement
of Learning (1605), Novum Organum(1620), De Augmentis
Scientiarum (1623), Sylva Sylvarum (1624), dan New Atlantis (1624), yang
dengan alat cetak buku buatan Johan Gotenburg buku-buku tersebut dicetak.
Kemudian berkembang teori Baconian Philosophy yang kemudian menjadi
dasar metode ilmiah pada ilmu pengetahuan dan teknologi di Barat (Eropa dan
Amerika), yang mana metode tersebut sebetulnya merupakan jiplakan Bacon dari
ilmu pengetahuan di dunia Islam.